Saturday, November 28, 2009

Berupaya Meraih Kesempurnaan

Berupaya Meraih Kesempurnaan

Summary by:zo_tiger05
Buku ini berisikan kisah singkat delapan orang luar biasa yang berhubungan dengan hadiah Nobel yang disertai ilustrasi bergambar, yakni: Alfred Bernhard Nobel (Swedia), Wilhelm Conrad Rontgen (Jerman), Marie Curie (Polandia), Ivan Petrovich Pavlov (Rusia), Albert Einstein (Jerman), Yan Chen Ning (Tiongkok), George Bernard Shaw (Inggris), dan Pearl Sydenstricker Buck (AS).

Sebut saja Nobel, terlahir dalam keluarga penemu, kehidupannya tak pernah lepas dari bahan peledak. Adalah nitrogliserin, cairan yang mudah sekali meledak saat terguncang, dengan bantuan kieselguhr, dia membuat cairan itu dalam keadan padat dan lebih aman. Namun terlepas dari itu, banyak nyawa telah tewas dalam riset, termasuk adik dan para asistennya. Rasa kecewanya timbul saat penemuannya sering disalahgunakan, terutama untuk perang. Diapun berwasiat atas kekayaannya sebagai penghargaan kepada mereka yang berjasa di bidang fisika, kimia, kedokteran/fisiologi, literatur dan perdamaian.

Rontgen, orang tak asing mendengar ini di bidang medis, namun siapa yang meyangka bahwa dia pernah dikeluarkan dari sekolah dan dicibir rekan sejawatnya bahwa ia hanya beruntung saja menemukan sinar-X. Hadiah Nobel bidang Fisika (1901) diraihnya, namun dia menolak hadiah serta gelar bangsawan yang ditawarkan atas penemuannya itu. Beliau meninggal dalam keadaan miskin.

Marie Curie, ilmuwan wanita peraih dua hadiah nobel, Fisika (1903) atas penemuan radioaktif bersama suami dan Henri Becquerel, dan Kimia (1911). Wanita ini adalah pejuang keras dalam meraih pendidikan dalam kemiskinan dan dia muncul di era dimana wanita dilarang mengenyam pendidikan terlalu serius.

Pavlov, pria pertama peraih nobel untuk fisiologi (1904). Ia begitu terampil menggunakan tangan kanan dan kirinya untuk membedah. Dalam melakukan riset terhadap anjing-anjing eksperimennya, dia rela mengurangi jatah makan dan hidup miskin.

Einstein, dulu dianggap sebagai anak yang kurang pandai, sering merenung, dan cepat bosan. Namun seseorang membangkitkan minatnya pada matematika, disinilah titik awalnya. Tahun 1922, Nobel fisika diraihnya.

Yan Chen Ning, orang Tionghoa pertama peraih Nobel bidang Fisika (1957). Sejak kecil dia amat terserap ilmu pengetahuan, berambisi untuk belajar di bawah bimbingan para ilmuwan besar Barat dan ambisi kuat dalam meraih Nobel.

Shaw, sastrawan dan penulis yang diibaratkan sebagai Shakespiere kedua. Dia lebih banyak belajar secara otodidak dan tidak suka pada sistem pendidikan yang terorganisir. Kegagalan demi kegagalan atas karyanya tak menyurutkan semangat. Ia menerima Nobel untuk Literatur dan menolak uang hadiah. Dia mengungkapkan perbedaan pandangan atas sosok Alfred Nobel dan ajang penghargaan tersebut.

Pearl S. Buck, membuka mata dunia terutama dunia Barat terhadap Tiongkok melalui buku dan novel karangannya. Karena kehidupan masa kecilnya dihabiskan disana, Pearl tidak menerima begitu saja pandangan negatif Barat terhadap negeri Tiongkok. Dia merah Nobel untuk Literatur di tahun 1938.
Berupaya Meraih Kesempurnaan Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/books/biography/1950277-berupaya-meraih-kesempurnaan/

Friday, November 27, 2009

Turing dan Komputer

Turing dan Komputer

Summary by:zo_tiger05

Alan Turing, atau mungkin lebih dikenal dengan Turing, merupakan sosok yang lekat dengan sejarah perkembangan komputer. Buku ini juga memaparkan sejarah singkat perkembangan komputer beserta tokoh-tokohnya, mulai dari alat bantu hitung yang terbilang sederhana, yakni abacus atau sempoa, hingga mesin-mesin mekanis beroda gigi dengan sistem kartu berlobang, dan perkembangan unsur logika yang didasarkan pada sistem biner, 0 dan 1. Turing, terlahir sebagai anak kelas menengah atas sebuah keluarga Inggris, namun perlakuan yang biasa dilakukan keluarga menengah atas dengan menitipkan sang anak atau mengirimnya ke sekolah asrama secara tidak langsung turut membentuk karakter Turing, dia mengalami kondisi sulit bersosialisasi dan terlihat gagap atau aneh dibanding yang lain. Dan karena kondisi ini, dia sempat kesulitan belajar, namun kemudahan yang diberikan keluarganya (yang leluhurnya notabene adalah ilmuwan) dalam memberikan berbagai fasilitas serta mengirimnya ke sekolah berbiaya tinggi membuat Turing sadar bahwa ia harus mempelajari sesuatu dan minat belajarnya tak lagi main-main. Perjalanan cintanya terbilang unik, dia menyukai teman sejenis, menjalin hubungan rahasia.. namun tak selalu berjalan mulus karena hal demikian masih dianggap tabu saat itu. Hingga akhirnya Turing tak ingin berpura-pura lagi, dia membiarkan cap homoseksual itu. Keambisiusan Turing tak lepas dari perkembangan ilmu matematika saat itu, terutama Godel. Mesin Turing, mungkin telah banyak yang mendengar sebutan ini, ini merupakan konsep atau sifat teoritis mesin yang diciptakannya agar suatu mesin mekanis dapat dibuat untuk mengikuti prosedur (aturan-aturan) tertentu dan mampu menghitung apapun (mengerjakan tugas sesuai dengan langkah yang ditetapkan). Lalu Turing berlanjut pada konsep ’mesin universal’ yang dapat dimasuki nomor kode untuk menjalankan prosedur pada mesin lainnya. Pemikiran Turing berdasarkan konsep yang sedang dikembangkannya menunjukkan suatu kontradiksi dan ketidaklengkapan matematika secara logis dan penemuannya ini dipublikasikan dalam karya, ”On Computable Numbers”. Mesin Turing inilah yang dikenal sebagai suatu prototip atau sebuah komputer teoritis. Dalam buku ini, kisah-kisahnya berlanjut mulai dari hubungan percintaannya, perkembangan karir pendidikannya yang cemerlang, hingga keberhasilannya memecahkan kode rahasia Jerman saat Perang Dunia II dengan mesin Colossus. Namun terkadang ketidakberuntungan muncul saat orang-orang disekitarnya menganggapnya tidak serius, melihat dari gaya penampilan serta pribadinya. Perjalanan Turing berlanjut saat dia ikut terlibat dalam proyek MADAM dan dia tak pernah lepas untuk mempublikasikan gagasan-gagasannya dalam sebuah karya tulis, diantaranya ”Computing Machinery and Intelligence”(1950). Namun awan kelabu mewarnai kehidupannya yang dianggap ’kelainan’ dan membuatnya tersiksa atas terapi hormon dan obatan-obatan. Turing menghibur diri dengan pekerjaan, namun terkadang kebuntuan dan kegagalan muncul. Turing.. yang dulu terkenal sering menjaga tubuhnya dengan lari lintas desa, kini tergantung dengan obat-obatan dan diliputi rasa putus asa. Dia bunuh diri dengan memakan apel beracun sebelum tidur, kisah bak putri salju yang amat dia sukai.

Turing dan Komputer Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/books/biography/1950056-turing-dan-komputer/

Sunday, November 22, 2009

Curie & Radioaktivitas

by Paul Strathern
Penerbit: Erlangga (2002)

Curie dan Radioaktivitas

Summary by:zo_tiger05
Mungkin banyak yang mengira bahwa kehidupan yang dijalani hanya dengan membaca, belajar, dan bekerja adalah membosankan. Namun tidak bagi Marie Curie, disitulah gairah hidupnya. Terlahir sebagai Maria Sklodowska dan hidup pada masa-masa sulit di Polandia (saat pendudukan Rusia). Dalam perjalanannya, Maria turut bergabung dengan para pejuang Polandia dan mengajar di ‘Universitas Gratis’, namun tidak hanya itu, Maria terus mengembangkan pengetahuannya hingga menemukan bidang dan tujuan hidupnya, yakni Sains. Dalam upaya untuk melanjutkan studinya ke Paris, dia membuat perjanjian dengan saudarinya, Bronia. Maria akan bekerja dan membiayai studi Bronia di Paris dan Bronia juga akan melakukan hal yang sama setelah lulus. Dan saat menunggu kesempatan ini, fokus Maria sempat terganggu dengan kegagalan cintanya, namun itu tak berlangsung lama. Marie (panggilan Maria setelah berganti nama), seorang ‘wanita’ yang termasuk langka di dunia studinya, telah siap belajar di Paris, memilih tempat tinggal murah, surganya para mahasiswa jenius yang kelaparan. Kehidupan sehari-hari diisi dengan rutinitas kuliah, bereksperimen, dan belajar hingga larut malam. Namun hal itu terbayar dengan prestasi akademiknya. Pertemuannya dengan Piere curie pun terbilang unik, mereka dipertemukan oleh ilmu pengetahuan, dan dikenal sebagai pasangan ilmuwan sejati. Pasangan ini akhirnya memperoleh nobel atas kerja kerasnya di bidang fisika atas radioaktif tahun 1903. Namun sayang, Piere tewas beberapa tahun kemudian. Ketekunan dan kekerasan hati Marie tak membuatnya menyerah, beliau terus bereksperimen. Marie menerima hadiah nobel keduanya pada bidang kimia tahun 1911, atas jasanya bersama Piere menemukan polonium dan radium. Tak berlangsung lama setelah itu, skandal percintaannya dengan teman bereksperimennya terungkap ke pers, sehingga Komite Nobel memaksa Marie menyerahkan kembali hadiah nobel yang telah dia terima. Namun Marie menolak secara tegas.
Dan… kalau mau tahu kisah selengkapnya, silakan baca saja ya… hehe.

Curie dan Radioaktivitas Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/books/1948482-curie-dan-radioaktivitas/

Saturday, October 17, 2009

Batu, Bayangan, dan Kelelawar..

-Ini hanya sekedar tulisan saja-

Ada sebuah kisah sesosok batu yang menganggap dirinya sebagai kelelawar. Entah kenapa si batu tak pernah ingin tidur, dia takut tidur. Tidur adalah peristiwa yang membuatnya takut untuk bangun. Dia takut.. bila terbangun nanti waktu akan berlalu teramat cepat. Batu itu hanya tidur saat dia benar-benar tak kuat lagi. Memang apa yang sedang dilakukannya? kenapa dia jadi seperti itu?

Sejak kecil, batu seringkali merasa berbeda dengan batu lainnya. Dia tak pernah tahu harus dikelompokkan pada jenis batu apa. Apakah batu yang hilang? batu itupun diam. Memori terdini yang bisa diingatnya adalah peristiwa saat si batu dibawa seseorang dalam kehidupan manusia adalah saat usia batu 2 atau 3. Dia masih mengingat beberapa kisahnya itu, meski tak utuh. Si batu kecil mulai memperhatikan sekelilingnya, berpikir tentang sesuatu, dan dia merasa ada yang lain, dia tak sama. Kehidupan baru menuntunnya untuk mulai berpetualang, yang saat itu masih asing. Dalam petualangannya, terkadang batu terharu dan menangis tanpa ada yang tahu. Mau tak mau si batu kecil harus mulai mengenal keberadaannya, sekitarnya, karena dia akan hidup disana dalam waktu yang lama.

Seiring berjalannya waktu, si batu kecil mulai lupa, perlahan dia berubah menjadi serpihan dan hilang. Entah apa yang harus diidentikan dengan serpihan ini, mungkin bayangan batu. Bayangan batu ini berubah seolah-olah dialah batu itu sendiri, padahal bayangan itu tak mengenalnya. Bayangan ini teramat dominan hingga menyingkirkan batu dan menguncinya.

Selama bayangan ini berkuasa, dia tak pernah memikirkan apa-apa, hidup hanya berjalan begitu saja, hingga sang bayangan mulai kehilangan roh kebatuannya. Bayanganpun menjadi limbung dan kebingungan saat dia harus pergi ke tempat asing sekali lagi. Bayangan ini ingin sekali lari, namun jika dia pergi lalu siapa yang akan mengisi tempatnya. Dia sudah lupa dimana batu sesungguhnya berada, dimana kuncinya. Akhirnya bayangan ini lama-kelamaan mulai luluh dan bertahan hidup, hidup di tempat yang sudah lama dia diami namun tak pernah tahu siapa dirinya, dia hidup disekeliling orang-orang yang seolah-olah mengenalnya. Bayangan ini tak bisa begitu saja berteriak bahwa kalian salah, kalian tidak mengenalku, namun bila demikian halnya maka bayanganpun tak dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah menghilangnya si empunya tempat. Perlahan.. bayangan sedikit demi sedikit mulai memudar, dia mulai mempertanyakan tentang arti kehidupan, Tuhan, kemunafikan, tapi dia alpha.. alias lupa bahwa batu yang asli masih terus berusaha menolongnya dengan berdoa.

Bayangan rapuh itupun mulai menginjak remaja dan terjebak dalam rutinitas yang sering membuatnya tak nyaman. Pertanyaan mengenai keberadaannya membuatnya tak bisa berkonsentrasi pada tujuan hidupnya, kenapa pikirannya tak pernah sama dengan sekelilingnya. Bayangan itupun makin tak jelas, hingga akhirnya hilang. Tempat itupun kosong, entah siapa yang mendiaminya, tak ada yang tahu. Selama beberapa waktu, sosok yang tak dikenal itu membuat tempat itu masih ada, menunggu batu yang sesungguhnya datang kembali.

............
Ada sebuah peristiwa luar biasa. Bayangan itu terkejut, dia ada di tempat itu lagi. Diapun memandang sekeliling, segalanya telah berubah. Ini dimana? Wajah-wajah itu, dia mengenalnya..meski telah banyak yang berubah, namun ada pula yang menghilang. Hilangnya sosok yang pernah dikenalnya membuatnya amat terpukul karena dia terlambat, datang pada saat wajah yang dikenalnya telah pergi. Bayangan itupun berusaha mengingat apa yang bisa dia ingat, termasuk sisa-sisa peninggalan milik 'sosok yang tak dikenal' sebelum dia kembali. Ternyata amat sangat sedikit sekali dan tak utuh. Bayangan itu berdoa pada-Nya, bertanya pada-Nya, berharap bisa mengembalikan batu ke tempatnya.

Bayangan mulai membelah diri, salah satunya melakukan proses pencarian, sedangkan yang lainnya menjalankan rutinitas kehidupan. Ketika banyak pihak menggurui baik secara bijak maupun tidak, bayangan yang sedang melakukan pencarianpun datang menemani bayangan yang sedang bertugas dalam rutinitas. Bayangan 'pencarian' berusaha sebaik mungkin mengendalikan bayangan 'rutinitas' agar tidak terpicu emosi sesaat dan mengambil sisi positifnya.

Bayangan 'pencarian' membuatnya tenang dan berpikir lebih mendalam, sedangkan bayangan 'rutinitas' terkadang lebih dikendalikan emosi. Bisa dibilang bayangan 'rutinitas' seringkali membahayakan hidupnya, namun bayangan 'pencarian' mendinginkannya. Saat keseimbangan itu datang, bayangan itu merasa bahagia, apapun yang terjadi, apapun yang dikatakan orang lain, apapun yang diperbuat orang lain pada dirinya.

Bayangan merasakan hawa kebebasan dimana dia bisa tersenyum dan menghirup udara segar dimanapun berada, bayangan merasakan momen yang amat luar biasa saat malam hari. Selama kurang lebih satu tahun, bayangan utuh itu merasakan kenyamanan luar biasa dengan hawa malam. Bayangan menyukai lukisan, bayangan menyukai coretan-coretan pinsil, bayangan menyukai sapuan-sapuan cat air, bayangan menyukai lem kayu untuk menempel sesuatu, menulis, bahkan bayangan amat menyukai menyentuh rembesan hujan di dinding kamar. Meski terkadang, bayangan itu takut dengan tangannya karena dia pernah bermasalah dengan itu. Bayangan.. menyukai dunianya saat itu, menghabiskan malam dengan menggambar, menggoreskan sesuatu. Bayangan menyelami pendidikan di malam hari, pulang dengan ditemani bintang malam, berjalan sendiri.. menahan dinginnya angin malam. Bayangan tidak pernah merasa takut saat melewati jalanan malam yang suram, dia menyukai cahaya bulan. Bahkan saat di tempat ramai sekalipun, saat duduk di angkutan kota, dia memandang sekeliling, wajah-wajah kelelahan itu, dan bertanya.. "Apakah kalian tidak merasakan hawa malam ini sejuk? Apa kalian tak merasa nyaman dengan dinginnya malam? Tapi wajah kalian lelah sekali..mungkinkah karena itu kalian sulit tersenyum pada gelap, karena kalian ingin cepat sampai rumah dan tidur."

Bayangan memang menyukai malam, namun bayangan tak pernah melakukan hal negatif yang orang-orang sering identikkan, karena bayangan amat menghargai sunyinya malam hari, yang memberinya ketenangan, saat tak banyak hiruk-pikuk, saat tak ada suara bising, saat tak ada amarah. Sunyi senyap, bayanganpun mulai mencoretkan pinsil pada selembar kertas yang dilebarkannya pada sebuah meja gambar di kamar yang jarang ditempati, diselingi alunan musik kesukaannya, menghabiskan malam hingga habis tenaga... karena bayangan membenci dunia siang, karena siang.. membuatnya sesak, banyak amarah dan emosi sebagaimana layaknya manusia.

Bayangan 'pencarian' mulai berpikir.. tak dapat bertahan terus seperti ini, berlindung di malam hari. Bayanganpun mulai melupakan tangannya, bahkan jauh sebelum itu bayangan membuang hasil-hasil gambarnya yang terkena rembesan hujan, kumpulan gambar yang pernah dibuatnya sambil tersenyum. Bayangan memutuskan untuk melupakan tangannya, mengecat ulang kamarnya, menghapus amarahnya pada dinding, menggulung kertas-kertas, menumpuknya entah kemana. Dan bayangan memutuskan untuk pergi sekali lagi, namun atas kehendaknya sendiri.

.............
Di tempat asing itu, bayangan memperhatikan sekeliling. Sama seperti kejadian terdahulunya.. bayangan menghilang, membenamkan diri dalam bumi, digantikan sosok yang tak dikenal. Bayangan menunggu terjadinya peristiwa luar biasa untuk muncul kembali. Dia menunggu sosok yang tak dikenal itu dalam keadaan hampir mati karena bertahan hidup. Bayangan memeluk sosok itu dan membenamkan diri pada tempat yang sama. Kali ini bayangan 'pencarian' hadir lebih kuat dari biasanya. Bayangan 'pencarian' ini membantu tempat ini terus bertahan, karena bayangan 'pencarian' yakin pada-Nya bahwa batu akan kembali suatu saat nanti dalam keadaan lebih kuat. Bayangan ini terus berdoa pada-Nya dan berusaha terjaga. Mungkin bayangan ini terlihat rapuh di luar, namun di dalam.. bayangan berupaya agar tidak hilang lagi, karena bayangan tak ingin tempat ini hilang untuk selamanya, begitu saja.. karena dia teringat pada si batu kecil yang telah dia singkirkan, dia menyesal telah menyingkirkan si batu kecil hanya karena batu ini berbeda.

Bayangan 'pencarian' mulai bertanya pada sekeliling, tentang siapa, apa, kenapa. Namun bayangan ini kesulitan menemukan jawabannya. Bayangan pun diam dan bertanya, bercerita dengan-Nya, mengharap-Nya. Meski tak selalu mendapat jawabannya, namun harapan itu akan selalu ada. Jika bayangan 'pencarian' ini lelah, maka bayangan 'rutinitas' menggantikannya, begitu terus menerus, tak pernah tahu kapan akan berakhir. Ini seperti looping tiada akhir.

Bayangan kelelahan itu mulai tampak, ditambah lagi dia sudah lama tak pernah menikmati sejuknya malam hari. Bayangan telah membuang banyak waktu yang diberikan padanya.. anggap saja itu sia-sia, karena dia terjebak rutinitas yang tidak efektif, lupa akan harapan si batu kecil. Bayangan mulai jenuh dengan melakukan 'pencarian' di luar dan tanpa disengaja..bayangan kembali mencari si batu kecil dari tempat yang berbeda dari biasanya. Dia menemukannya.. saat malam hari, sesosok kelelawar. Kelelawar menawarkan diri untuk memapah bayangan ke tempat lain, agar beristirahat, dan menggantikan tempatnya. Kelelawar ini akhirnya berhasil untuk melepaskan penat yang dipikul bayangan, namun dengan catatan.. kelelawar ini tak pernah tidur atau dengan kata lain tidak suka tidur. Dia benci bila harus tidur, karena bila terbangun nanti.. kelelawar seringkali lupa berbagai hal yang pernah dia kerjakan sebelumnya. Kelelawar ini hanya akan tidur saat benar-benar tak kuat lagi. Kelelawar ini amat takut dengan hilangnya waktu untuk tidur, karena waktu benar-benar tak cukup.

Disini kelelawar menemukan sesuatu, sesuatunya yang amat disukainya, sama seperti ketika dia merasakan atmosfir kebebasan saat masih menggunakan tanggannya untuk menggoreskan sesuatu. Namun.. kelelawar merasa selalu kehabisan waktu untuk mempelajarinya, kelelawar selalu merasa amat lambat dan terlambat. "Sudah tidak ada waktu lagi" hingga akhirnya kelelawar itu jatuh dari pohon. Pohonnya telah kering, kelelawar itupun menangis bahwa sudah tak ada harapan lagi, dia merasa telah mengecewakan bayangan yang sedang memandangnya sayu. Kelelawar merasa kalah, bayanganpun demikian.. keduanya kelelahan saat waktu terus tersenyum ceria meninggalkan mereka. Kelelawar dan bayangan tak punya siapa-siapa lagi, tak ada yang membantunya untuk bangun. Kalaupun ada, maka kelelawar dan bayangan harus berpisah untuk selama-lamanya, dengan demikian tempat itu akan kosong dan diisi oleh sosok tak dikenal untuk terakhir kalinya. Dalam artian.. si batu kecil takkan pernah dapat ditemukan kembali, bayangan akan hilang selamanya, dan kelelawar menyatu dengan hembusan angin malam dan lenyap. Sosok tak dikenal ini akan menjadi orang lain seperti orang kebanyakan, hidup dengan rutinitas yang tidak membahagiakan, mengeluh tanpa ada solusi, stagnan, tidak bebas, selalu terjebak opini, abangan, materialistis, hingga akhirnya hidup tanpa cita-cita dan menganggap harapan hanyalah mimpi di malam hari.

Kelelawar dan bayangan saling memandang dari kejauhan, bersiap untuk pergi.
Tempat kosong itu tengah dibersihkan sosok tak dikenal agar tidak ada sisa-sisa penghuni sebelumnya. Namun apa itu? tempat itu telah rapuh pula. Sosok tak kenal itupun terjerembab masuk ke dalam sebuah lubang. Sosok itu menemukan serpihan batu kecil yang cantik disana dan memutuskan untuk membawanya serta. Sayang sekali, bayangan dan kelelawar telah jauh pergi, padahal ini adalah salah satu serpihan si batu kecil yang telah lama hilang. Sosok tak dikenal itupun luluh pada perjuangan bayangan mencari batu dan kekerashatian sang kelelawar menolong bayangan. Sosok tak dikenal inipun mulai merubah haluannya, dia mulai mempercayai bahwa cita-cita dan harapan itu memang benar ada, dan untuk mencapainya tak selalu melewati jalan mulus. Selama kita terus berusaha dan atas ijin-Nya-lah maka hak itu dapat menjadi kenyataan. Tinggal seberapa keras usaha yang dilakukan, pantang menyerah, dan percaya pada diri sendiri akan membuat diri lebih kuat. Sosok itu hampir saja meneteskan air mata, namun serpihan batu itu mencegahnya. Karena serpihan batu itu masih mengandung memori si batu kecil puluhan tahun lalu dan menunjukkan daya tahannya yang luar biasa. Serpihan batu itu tak pernah menangis, yang membuatnya bisa menangis adalah perasaan yang dimiliki bayangan. Kenapa serpihan itu tak pernah menangis? Karena bila menangis maka air itu bisa menghancurkannya menjadi serpihan kecil lagi hingga sulit menyatukannya kembali.

Kini, sosok tak dikenal itu berjanji akan mencari serpihan kecil lainnya yang tersebar entah dimana di dalam kehidupan ini. Selain itu, sosok ini akan mencari bayangan dan kelelawar. Hanya bayanganlah yang dapat menyatukan keseluruhan serpihan baru secara lebih kuat, karena bayangan ini juga merupakan bagian dari serpihan yang telah introspeksi. Lalu bagaimana dengan kelelawar? kelelawar adalah semangat pantang menyerah yang muncul dari kerapuhan bayangan, meskipun seringkali muncul di malam hari, kelelawar adalah spirit, dan saat kemunculan kelelawarlah.. harapan dan cita-cita itu muncul kembali. Jika kesemuanya bersatu, maka yang akan terbentuk adalah kesetimbangan. Termasuk sosok yang tak dikenal, karena bagaimanapun juga.. manusia itu tak ada yang sempurna, sosok yang tak dikenal inilah yang secara tidak langsung membuat dekat dengan-Nya. Karenanya batu, bayangan, dan kelelawar dapat disatukan oleh sosok yang tak dikenal, atas ijin-Nya.

Sekarang.. sosok tak dikenal itu tengah mencari serpihan-serpihan batu, bayangan, dan kelelawar.
Baru beberapa serpihan kecil saja dan kelelawar yang ditemukan.
Sedang dicari, serpihan-serpihan batu lainnya dan bayangan dalam kehidupan ini.

Monday, September 14, 2009

Pada akhirnya.. aku bisa jatuh cinta pada sesuatu.. di titik akhir

Aku sulit jatuh cinta & tidak bisa jatuh cinta. Karena aku sekeras batu & terus mencari sesuatu.

Mungkin banyak yang mengalami ini.. mencari sesuatu yang kamu sukai saat mengerjakannya. Dan saat kamu mulai menemukannya, seakan orang-orang disekitarmu ingin menjadikanmu orang lain. Dan akhirnya dilema itu muncul, apakah aku harus menjadikannya titik akhir.. atau titik awal. Menjadi diri sendiri atau orang lain, meskipun untuk menjadi diri sendiri itu harus belajar ekstra 24-25 7-8.. Aku menunggu dilema ini ada jawabannya. Amien.

Wednesday, January 21, 2009

Yes we can - Yes I can! && We will not go down - I will not go down

Tentang konflik di Gaza-Palestina,
tentang pelantikan Barack Hussein Obama sebagai presiden AS ke 44.
Kata-kata dan berbagai macam uraian serta opini telah dikeluarkan oleh banyak pihak,
baik negatif -positif, pesimis -optimis.

Aku mengambil hikmah dan pesan penting dari ini: Yes I can & I will not go down.

WE WILL NOT GO DOWN

A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)
(Composed by Michael Heart)
Copyright: Januari 2009
http://www.michaelheart.com/Song_for_Gaza.html

Tentang Michael Heart:

http://www.michaelheart.com
http://www.kapanlagi.com/h/0000271544.html

Thursday, January 15, 2009

From Cat Stevens to Yusuf Islam


From Cat Stevens to Yusuf Islam

Summary by:zo_tiger05
Aku tertarik dengan buku ini karena kisah pencarian Cat Stevens akan jati dirinya.
Karena akupun demikian, mencari... entah apa yang sedang aku pikirkan dan lalui, hanya hatiku dan Tuhan yang tahu.
   Mungkin tidak banyak yang mengenal Yusuf Islam, tapi bagaimana dengan Cat Stevens? Ya, dia adalah seorang superstar musik dunia di era 60 dan 70-an.
   Buku ini menceritakan kisah perjalanan spiritualnya, meninggalkan dunia gemerlap untuk menjadi muslim. Perjalanan yang dilaluinya berliku, mulai dari tuduhan-tuduhan tidak jelas dari kalangan media hingga sempat dituduh memiliki kaitan dengan terorisme, padahal yang dia lakukan tak lain hanyalah melakukan kebaikan dan kegiatan kemanusiaan. Tuduhan yang tidak masuk akal!
   Selain kisah-kisah lain, kisah pencariannyalah yang membuatku semakin mencari...
   Ada sebuah lagu yang menarik perhatianku, aku belum pernah mendengarnya. Namun kata-kata dalam lagu itulah yang membuatku... (biar aku simpan saja lanjutan kata-katanya), "The view from the top can be.. so very lonely" 

From Cat Stevens to Yusuf Islam Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/books/biography/1967806-cat-stevens-yusuf-islam/

The view from the top can be oh so very lonely
and you can be missing such a lot that could be yours

Why can't I stop forgetting myself?
Why am I always trying to be like somebody else
Why can't I love you?
Why bother flying high above you
I know where you are

The view from the top can be oh so very lonely
and you can be missin' such a lot that could be yours

And who's going to miss me?
there'll only be myself to blame
you know I'd love to hold you tight
and love you all the night
but I don't even know ...my name

Why can't I stop forgetting myself?
Why am I always trying to be like somebody else?
Why can't I love you?
Why bother flying high above you
I know where you are

The view from the top can be oh so very lonely
and you can be missin' such a lot that could be yours


lagu milik Cat Stevens (sekarang Yusuf Islam)
sumber: From Cat Stevens to Yusuf Islam (Mizania, 2008)